WELCOME

WELCOME

Sabtu, 17 Desember 2011

CLEARING DAN STRIPING OVERBURDEN

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu  pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.

Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :
1)    Back filling digging method
Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat yang batugampingnya sudah digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah Power Shovel atau Dragline. Bila yang digunakan hanya satu buah peralatan mekanis, Power Shovel atau Dragline saja disebut Single Stripping Shovel / Dragline dan bila menggunakan lebih dari satu buah Power Shovel atau Dragline disebut Tandem Stripping Shovel / Dragline.
Cara Back Filling Digging Method cocok untuk tanah penutup yang bersifat :
a.    tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis)
b.    material atau batuannya lunak.
c.    letaknya mendatar ( horizontal )

2)    Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (Benching) ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus sambil membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk :
v  tanah penutup yang tebal.
v  bahan galian atau lapisan batugamping yang juga tebal.

3)    Multi Bucket Exavator System
Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali batugampingnya atau ke tempat pembuangan khusus . cara   ini ialah dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE), sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.

4)    Drag Scraper System
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas  ( loose ).

5)    Cara Konvensional
Cara   ini   menggunakan   kombinasi   alat-alat   pemindahan  tanah mekanis ( alat gali, alat muat, dan alat angkut ) seperti kombinasi antara Bulldozer, Wheel Loader dan Dump Truck.

Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat gali muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin menggunakan Ripper atau pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, baru kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan dengan alat angkut.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup.
Ø  Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya.

Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped ) digali (dug) atau dikupas ( stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis yang digunakan.

Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan alat “Ripper Mater“ atau “ Seismic Test“ dan satuannya adalah meter per detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat untuk menutupi tempat penimbunan ( reklamasi ).

Ø  Alat mekanis yang digunakan.
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional, sehingga perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup terselesaikan.
Ø  Effisiensi kerja.
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis. Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian mengenai effesiensi kerja, sering mengalami kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.

Teknis Pelaksanaan Pembersihan Lahan
Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan pembersihan tempat kerja dari semak-semak, pohon–pohon besar kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut dapat dikerjakan sebelum pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan bersama-sama.
a)    Cara Pembersihan Lahan.
Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu tergantung dari keadaan lapangan, misalnya:

(A). Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-pohon yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong. Tanah yang berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada waktu reklamasi.

(B). Bila pohon-pohonnya berdiameter agak (10 < q < 25 cm ) dan akarnya kokoh, maka ada dua cara : Didorong beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan dahan-dahan atau cabang-cabang  yang  sudah  kering,  lalu didorong   sekaligus  secara mendadak dengan sedikit mengangkat bilah sampai pohon itu roboh. atau dengan dua Bulldozer yang menarik rantai baja.

(C). Bila pohon-pohonnya berdiameter besar, misalnya q > 25 cm, caranya adalah :
  • Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus dan kekuatan  pohon berkurang , baru pohon tersebut didorong sampai roboh.
  • Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang panjang  untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer, tetapi apabila ada dua, Bulldozer dengan arah masing-masing menyerong agar lebih aman.boleh didorong sekaligus, karena akan melampaui batas kemampuan dorong Bulldozer.
Di dalam pelaksanaan pembersihan lahan dibedakan menjadi 7 metoda yang didasarkan pada start, rute, dan akhir dari pekerjaan Bulldozer, yaitu :
1.    Metoda Siput luar
Bulldozer bergerak mulai dari tengah ke arah luar menyusuri garis siput.
2.    Metoda Siput Dalam
Bulldozer bergerak mulai dari luar ke arah tengah menyusuri garis siput.
3.    Metoda Pegas ulir
Bulldozer bergerak sesuai dengan garis yang serupa dengan pegas ulir.
4.    Metode zigzag
Bulldozer bergerak dari kiri ke arah kanan dan sebaliknya menurut garis lurus,
5.    Metode Pembakaran
Tumbuhan/tanaman dibakar dari arah lawan angin baris per baris.
6.    Metode Contour
Bulldozer bekerja pada contur-contur dengan Elevasi tempat yang sama (untuk tanah miring ).
7.    Metode Penumpukan
Tumbuhan/tanaman digusur dan ditumpuk segaris dengan arah angin untuk kemudian dibakar.