WELCOME

WELCOME

Senin, 23 September 2013

MEDAN KERJA DAN SIFAT FISIK MATERIAL

Material yang berada dipermukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis, bentuk dan lain sebagainya. Oleh karenanya alat yang digunakan memindahkanpun beraneka ragam pula.
Yang dimaksud dengan material dalam pekerjaan pemindahan tanah (earth moving), meliputi tanah,batuan, vegetasi (pohon, semak belukar dan alang-alang).

Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh besar terutama dalam hal :
1. menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas produksinya.
2. Perhitungan volume pekerjaan
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

Jadi dengan tidak sesuainya alat dengan kondisi material, akan menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiensinya alat berat, yang otomatis akan menimbulkan kerugian karena banyaknya loss time.
Beberapa sifat fisik material dan kondisi medan kerja yang penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Material

Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan material/tanah yang diganggu dari bentuk aslinya. Dari faktor tersebut kondisi material dibagi dalam tiga bagian. Seperti pada gambar 1 berikut ini :

a) Keadaan asli (Bank condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi dinamakan keadaan asli (Bank). Dalam keadaan seperti ini, butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsilidasi dengan baik. Satian volume material dalam kondisi asli disebut meter kubik dalam keadaan asli (Bank Cubic Meter atau BCM)

b) Keadaan gembur (loose condition)
Material yang telah digali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume, yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga-rongga udara pada butiran-butiran tanah. Dengan demikian volumenya bertambah besar. Satuan volume material dalam kondisi gembur umumnya disebut meter kubik dalam keadaan gembur (Loose Cubic Meter atau LCM)

c) Keadaan padat (Compact condition)
Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). Perubahan volume terjadi, karena adanya penyusutan rongga udara diantara partikel-partikel material tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. Satuan material dalam kondisi padat disebut meter kubik dalam keadaan padat (Compact Cubic Meter atau CCM).

Dalam perhitungan produksi, material yang didorong/digusur dengan blade, yang dimuat dengan bucket atau vessel, kemudian ditebar adalah dalam kondisi gembur. Untuk menghitung volume tanah sudah diganggu dari bentuk aslinya, dengan melakukan penggalian material tersebut, atau melakukan pemadatan dari material yang sudah gembur menjadi padat, perlu dikalikan dengan faktor yang disebut faktor konversi.


2. Berat Material

Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain-lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebut. Seperti yang di alami oleh alat pada gambar 2, dibawah ini :

Waktu mengangkut tanah dengan berat 1.5 ton/m3, alat bekerja dengan baik. Tetapi pada saat mengangkut tanah dengan berat 1.8 ton/m3, ternyata alat angkut mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat untuk menggelinding.


3. Bentuk Material

Faktor ini harus dipahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebutdapat menempati suatu ruangan tertentu. Mengingat material yang kondisi butirannya kecil, kemungkinan isi dapat sama (senilai) dengan volume ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempati. Oleh karena itu, material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang memakan sebagian isi ruangan. Beberapa material yang mampu ditampung oleh suatu ruangan dapat di hitung dengan caramengoreksi ruangan tersebut dengan suatu faktor yang disebut “faktor muat” :”Bucket Factor” atau “Pay Load Factor”.

4. Kohesivitas Material

Yang disebut kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat diantara butir-butir material itu sendiri. Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila material itu berada pada suatu tempat, akan mujung. Volume material yang menempati ruangan ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya tanah liat. Sedangkan material yang kohesivitas yang kurang baik, misalnya pasir, apabila menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan cenderung peres/rata (struck).

5. Kekerasan Material

Material yang keras akan lebih sukar untuk di koyak, di gali atau di kupas oleh alat berat. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material yang tergolong keras adalah obat-batuan.
Aplikasi alat berat yang paling umum untuk material batu-batuan ialah : pembongkaran batu dengan cara ripping. Oleh karena itu sebelum menentukan alat berat yang akan digunakan meripping batuan, terlebih dahulu di tentukan tingkat appabilitasnya.