WELCOME

WELCOME

Minggu, 09 Desember 2012

SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (Jilid-1)

SIKLUS HIDROGEOLOGI 

1. HUJAN
(a). Curah Hujan

Satuan CH = Satuan panjang/waktu
                  =      mm, m, cm

                      jam, hari, bln, th

CH = 1 mm/jam
punya luasan 1 m² kemudian air yg jatuh pada permukaan tingginya 1 mm.

Berarti :

volume air hujan = 100 dm² x 0,01 dm = 1 dm³ = 1 l.

(b). Intensitas Hujan

Pada dasarnya = Curah Hujan hanya beda dalam waktu yg relatif pendek yaitu bisa jam atau menit.

Alat Utk Mengukur Curah Hujan.


(1). Manual/ Penakar CH
Prinsip : Air hujan ditampung kemudian diukur volumenya.

(2). Alat Pencatat Otomatis
Prinsip : Seismograf

Cara Menghitung Intensitas Hujan (manual)

Kamis, 27 September 2012

Stabilitas Lereng Di Tambang Terbuka


Tambang Skala Besar
1. Kedalaman mencapai 60 - 850 m
2. Jenis batuan: batuan beku diorite, dacite, agrillite (hard, brittle rock), dan batuan sedimen breksi (weak rock)
3. Studi kasus di tambang Amerika Utara dan Selatan, Asia dan Eropa
4. Batuan yang dijumpai pada tambang Aitik, yaitu batuan keras, terkekarkan.

Faktor Langsung Yang Berpengaruh Pada Stabilitas Lereng :
(a). Kondisi tegangan, termasuk air tanah.
(b). Struktur geologi, khususnya keberadaan struktur skala besar.
(c). Geometri pit.
(d). Kekuatan massa batuan.

Pokok Permasalahannya Adalah :
(a). Penentuan kemungkinan mekanisme dan jenis keruntuhan disaat kondisi lereng tidak stabil.
(b). Melakukan identifikasi paramater geomekanika yang menyebabkan terjadinya keruntuhan lereng.

Besarnya Sudut Lereng Tergantung Pada :
(a). Keberadaan jalan angkut, ramp, tumpukkan hasil peledakan.
(b). Bahaya peledakan.
(c). Kadar.
(d). Batasan ekonomi.

Perkembangan Analisis Stabilitas Lereng :
(1). Pada perencanaan jangka panjang perlu penentuan sudut lereng yang stabil, didasarkan pada karakteristik geomekanika.
(2). Melakukan pemetaan kekar yang lebih detail, dan memperbaiki data hidrologi, melakukan analisis-balik, dan memberikan rekomendasi, Hasil studi ini dapat diperoleh terjadinya keruntuhan geser busur, bidang, step path, baji, dan keruntuhan blok.
(3). Besarnya sudut dapat dicapai dengan memperhatikan peledakan (Krauland dan Sandstrom, 1994, 1996)
(4). Pengurangan kekuatan batuan dapat memberi resiko yang besar terjadinya keruntuhan busur dan step path.
(5). Hasil analisis, bahwa sudut lereng keseluruhan sangat rentan terhadap kohesi dan sudut geser dalam massa batuan. Contoh, untuk lereng terdrainase dengan sudut geser dalam 30º dan kohesi 0,8 MPa pada kedalaman pit 500 m, sudut lereng stabil sebesar 60º, dan bila kohesi 0,5 MPa sudut lereng stabil sebesar 50º (Krauland dan Sandstrom, 1994; Hustrulid, 1995).

Faktor Yang Penting Dalam Stabilitas Lereng Tambang (Stacey, 1968) :
(a). Struktur geologi.
(b). Kondisi tegangan batuan dan air tanah.
(c). Kekuatan diskontinuitas dan intack rock.
(d). Geometri pit, sudut dan permukaan lereng.
(e). Getaran peledakan dan seismik lain.
(f). Iklim.
(g). Waktu.
(h). Lingkungan kaitannya dengan kondisi air asam.

Jenis Model Keruntuhan :
(1). Pada lereng keruntuhan dikendalikan oleh struktur, yaitu keruntuhan bidang dan guling.
(2). Semakin besar skala tambang keruntuhan yang dikendalikan oleh struktur semakin berkurang, dan terjadi keruntuhan step-path failure, yaitu keruntuhan geser busur terjadi sepanjang bidang diskontinu, dan sepanjang perselingan dengan batuan keras (intack rock) yaitu berbentuk keruntuhan lengkung (curve).
(3). Keruntuhan guling terjadi pada lereng alamiah dan lereng dengan ketinggian yang besar.

Mekanisme Keruntuhan :
(a). Pada batuan keras tidak jelas dan bentuk keruntuhan, diperlukan pengetahuan perilaku kinetik lebih bersifat empirik, khususnya di batuan keras dan brittle.
(b). Kekuatan massa batuan sangat sulit ditentukan pada tambang skala besar. Perlu kecermatan yang tinggi untuk menentukan kekuatan massa batuan.
(c). Analisis balik dapat digunakan untuk menentukan kekuatan massa batuan dengan baik.
(d). Interpretasi dan pengertian data kondisi geologi dari satu tempat ke tempat lain sangat terbatas.

Metode Perancangan Lereng Batuan
1. Metode keseimbangan batas.
2. Model numerik.
3. Metode numerik.
4. Metode perkiraan.
Suatu catatan bahwa pada lereng di tambang skala besar pemilihan metode tidak begitu penting dibandingkan dengan menentukan paramater masukkan yaitu kekuatan massa batuan.

Pengendalian Lereng
(1). Penyangga dapat dilakukan pada tambang skala kecil, akan tetapi penirisan sangat berperan pada tambang skala besar.
(2). Pemantauan perpindahan harus dilakukan secara menerus di seluruh tambang.
(3). Ini bisa menunjukkan perpindahan yang lambat dan stabil dan mungkin menerus hingga lereng runtuh.

Berikut Isue Yang Diperlukan Untuk Merancang Lereng Skala Besar :
(A). Mengkuantifikasi struktur geologi dengan perbedaan skala dan ukuran, pada perbedaan tinggi lereng, sebagai parameter masukkan  kontrol terhadap proses keruntuhan sebagai pengaruh faktor skala atau lebih sebagai transition point.
(B). Mengkumpulkan data lapangan, terutama untuk perhitungan back-analysis kekuatan massa batuan.
(C). Mempelajari sejarah lereng yang pernah mengalami keruntuhan.
(D). Mengembangkan kriteria kuantitatif untuk memperkirakan apakah keruntuhan akan lambat dan stabil, atau cepat dan tidak terkontrol.
(E). Mengkuantifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan massa batuan.
(F). Dari semua itu dapat menghasilkan suatu kajian ilmiah dan akademik sebagai suatu bentuk disertasi doktor. Ini dilakukan dengan mengupdate secara menerus data struktur, sifat kekuatan, dan kondisi hidrologi seluruh pit. Hasilnya berupa update dan revisi dari kriteria design yang telah dilakukan sebelumnya.
(G). Isue utama yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana untuk memprediksi kondisi stabilitas lereng pada skala besar.
(H). Yang penting adalah menentukan  kriteria awal runtuh (bentuk dan lokasi), Kinetika runtuh (stabil atau tidak, terkontrol atau tidak), tetapi dari literatur ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit.

Rabu, 26 September 2012

Tujuan dan Perkembangan Klasifikasi Massa Batuan


Tujuan Klasifikasi Massa Batuan (Bieniawski, 1989) :
1. Mengidentifikasi parameter penting yang mempengaruhi perilaku massa batuan
2. Membagi formasi massa batuan kedalam kelompok yang mempunyai perilaku sama
3. Menghubungkan pengalaman di satu lokasi dengan lokasi yang lainnya
4. Mengambil data kuantitatif dan pedoman untuk suatu rancangan rekayasa
5. Memberi dasar umum untuk kemudahan komunikasi diantara para ahli geoteknik dan geologi

Perkembangan Klasifikasi Massa Batuan :
a. Terzaghi (1946) yaitu klasifikasi Rock Load,
b. Lauffer (1958), Pacher et al (1964), Deere et al (1967), dan Wickham et al (1972).
c. Bieniawski (1973) dikenal dengan nama Rock Mass Rating (RMR)
d. Bieniawski & Orr (1976) dan berikutnya oleh Romana (1985)
e. Klasifikasi massa batuan untuk menilai stabilitas lereng saja diperkenalkan oleh Laubscher (1976); Hall (1985); Romana (1985); dan Orr (1992).
f. Roberson pada 1988 melakukan penelitian mengenai hubungan antara stabilitas lereng dan klasifikasi RMR.
g. Swindells (1985) melakukan penelitian mengenai pengaruh peledakan pada stabilitas 16 lereng di Scotlandia yang dikaitkan dengan nilai SMR dari Romana (1985).
h. Selby (1980) melakukan penelitian di Antartika dan Selandia Baru untuk mendapatkan hubungan antara kekuatan singkapan batuan akibat tingkat pelapukan dan orientasi bidang diskontinu dan kemiringan lereng.
i. Hoek dan Brown (1980) mengembangkan metode untuk memperkirakan kekuatan massa batuan, yang didasarkan pada kriteria alahan Hoek – Brown (1980),
j. Geological Strength Index (GSI, Hoek & Brown, 1988) yang merupakan representasi kuantatif kekuatan massa
k. Hoek (1994) dan Hoek, Kaiser & Bawden (1995) menjadi suatu klasifikasi massa batuan.

Berikut Tabel penjelasan tentang Klasifikasi Massa batuan :

Selasa, 25 September 2012

HIGH-WALL DAN LOW-WALL


Pada sebuah galian tambang terdiri dari dua bagian yaitu High wall dan Low wall.

High wall adalah permukaan kerja tambang terbuka atau kuari, khususnya tambang batubara terbuka. Dapat pula berarti permukaan atau lereng dibagian yang lebih tinggi dari tambang terbuka kontur.

Low wall adalah sisi bukaan tanah penutup batubara atau bahan galian tambang lainnya pada tambang terbuka. Dapat juga berarti sisi bukaan tanah/batuan sisi tanah buangan arah tegak lurus terhadap sisi buangan dan arah kemajuan tambang (High Wall).

Low wall dapat ditentukan (searah) berdasarkan Bedding dip suatu permukaan tanah.

Peletakkan High wall dan Low wall dapat ditunjukkan pada gambar-gambar berikut :

Untuk gambaran secara real tentang High-wall dan Low-wall adalah sebagai berikut :

dan gambar berikut juga :

Jumat, 07 September 2012

Zona Infiltrasi & Jenis Log Hidrokarbon

Zona Infiltrasi
Akibat adanya tekanan ini akan menyebabkan terbentuknya kerak lumpur bor kedalam lapisan permeable sehingga didalam lapisan tersebut terdapat tiga zona infiltrasi, yaitu:

a. Zona Terinvasi (Flushed Zone)
            Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh filtrat lumpur yang mendesak kandungan semula (seperti gas, minyak, maupun air). Air formasi atau hidrokarbon yang terdapat pada formasi terdesak kedalam oleh filtrat lumpur pemboran. Daerah ini disebut daerah terinvasi dengan tahanan jenisnya dan kejenuhan airnya

b. Zona Peralihan (Transition Zone)
            Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam dari zona terinvasi, dimana dalam zona ini ditempati oleh campuran dari filtrat lumpur dengan kandungan semula. Karena zona ini posisinya semakin jauh dari lubang bor maka semakin berkurang filtrasi dari lumpur pemboran.

c.  Zona tak terinvasi (Uninvaded Zone)
            Merupakan zona yang terletak paling jauh dari lubang bor, dimana dalam zona ini seluruh pri batuan terisi oleh kandungan semula dan sama sekali tidak dipengaruhi oleh adanya air filtrat Lumpur.

Zona hidrokarbon yang terdiri dari minyak dan gas, pergerakan hidrokarbon yang terdesak lebih cepat daripada air formasi terutama yang terjadi pada zona annulus yang mempunyai kejenuhan air formasi tinggi.
            Formasi yang terdiri dari batuan yang retak-retak dimana filtrate lumpur mengalir melalui celah-celah retakan dan berhenti pada bagian yang tidak retak dan keluludannya rendah. Dalam hal ini hanya sebagian kecil dari cairan formasi yang dipindahkan oleh filtrate lumpur pemboran sehingga hubungan antara tahana jenis dan kejenuhan (saturasi) dengan rumus Archie tidak berlaku.

Minggu, 01 April 2012

Rabu, 01 Februari 2012

CARA LENGKAP INSTALASI MINESCAPE


Instalasi Exceed 10.
a. Install Exceed, lalu Pilih Personal Installation.
b. Pilihlanguage English, Next, lalu Accept.
c. Next User Name & Organization, Next - Next, lalu pilih Per User Directory, lalu pilih Typical.
d. Pilih Local Cache, Pilih "No", lalu Install dan Finish.

Instalasi Exceed 3D 10.
a. Install Exceed 10, Pilih Personal Installation, lalu Pilih Language English, Next dan Accept.
b. Pilih Complete, pilih Additional Install Option for the product.
c. Install dan Finish.

Setelah selesai instalasi Exceed dan Exceed 3D, maka harus dikonfigurasi terlebih dahulu agar minescape nya nanti dapat dijalankan dengan baik.

a. Start, Program, Hummungbird Conenctivity 10, Exceed, Xconfig.
b. Pilih Display AndVideo, pada tab ScreenO, pilih check box Fit Windows to Display.
c. Pada tab Common Setting, pilih check box untuk Exit on Server Reset.
d. hilangkan check box untuk "close warning" on exit.
e. Setelah selesai pilih gambarcheck box warna hijau di atas untuk save setting dan exit.

Install Minecom.
1. Di Folder Minescape, cari setup. Exe, -> double klik, lalu next.
2. Baca check list, lalu pilih next.
3. Masukkan instalation keys, lalu next.
4. Instalasi akan minta folder tujuan, secara default akan minta disimpan di C:\..., next.
5. Untuk type install nya pilih custom agar bisa memilih typical component yg mau diinstall, lalu next.
6. Pilih component, lalu next, Select Program Folder, lalu next lagi.
7. Minescape temporary directory di C:\Temp..., next.
8. Min_Root directory disimpan di folder yang sisa kapasitasnya masih besar ex D:\project, lalu next.
11. Oracle Report Home, defaultnya di C:\Oracle\Ora_report.., lalu next.
12. Pilih versi Oracle (Version 9i), lalu next.
13. Pilih daftar product yang akan diinstall, lalu next.
14. Installation wizard kmdn dan akan membeitahu bahwa pada saat instalasi NutCracker akan muncul pesan peringatan "Problemin CreateDir in Trace", maka abaikan peringatan yang akan muncul tersebut dgn memilih OK.
15. Ketika selesai menginstal produk dan NutCracker pilih finish.
16. Setelah selesai instal muncul Informasi release note, setelah membaca pilih File lalu Close.
17. OK pada tampilan sesudahnya.
18. Restart komputer.

Konfigurasi Hummigbird.
1. Agar Hummingbird dapat dibaca pada saat memilih shortcut Minescape, lakukan konfigurasi hummingbird pada control panel.
2. Start - Setting - Control Panel - NutCracker. 
3. Pilih Tabel NuTC 4 Options :

(a). Pilih Category X window System Settings.
(b). X Server pilih Other.
(c). Program, tentukan tempat hummingbird diinstal dgn memilih Browse.
(d). X Client settings pilih Use Network Connection.
(e). Pilih OK atau Apply
            
Konfigurasi Folder Minsite.          
1. Copy folder Minsite dari CD kemudian simpan di C:\Program Files\mincom.
2. Edit file MineScape.bat didalam.
"C:\Program Files\ Micom\ MineScape 4.115\bin"
menggunakan Wordpad atau editor lain.

3. Tambahkan baris baru untuk environment minesite dan tentukan ke folder Minesite, misalnya set MIN_SITE=C:\Program Files\Mincom\Minsite.